Apapun juga suku kita, itu adalah ciptaan Tuhan. TUhan menciptakan kita berbeda adalah untuk bukan untuk membedakan, tetapi untuk menyatukan kita dalam kebersamaan, yang bernama perdamaian!
Saat masih kecil ketika masih tinggal jauh di kampung sana , panggilan , “Cina Lu!” dengan nada penghinaan kerap terdengar, hanya disebabkan mata saya yang sipit. Sepertinya ada yang salah menjadi orang yang terlahir sebagai orang Cina, sehingga harus menerima penghinaan.
Apakah saya terlahir ke dunia mau menjadi suku apa kelak atas permintaan saya kepada Tuhan ? Sedangkan , seperti yang saya tahu Tuhan menciptakan manusia dengan suku bangsa yang berbeda untuk saling mengisi dan mengasihi? Bukan untuk saling membedakan !
Mungkin karena ketidakmengertian , maka ketika dipanggil dengan sebutan Cina harus membuat sakit hati dan marah. Namun menurut saya adalah sesuatu perasaan yang wajar. Ketika sedikit mengertipun , saya tetap merasa tidak nyaman , ketika mendengar ada yang memanggil dengan sebutan Cina .
Ada perasaan marah dan tidak terima diperlukan demikian . Apa daya , tetap harus menghadapi kenyataan dengan perasaan sakit hati .
Saya juga tidak mengerti , mengapa harus memanggil , “Cina” padahal saya memiliki nama untuk dipanggil .
Memang saat itu , dilingkungan kampung aroma kesukuan masih terasa kental .
Tetapi saat ini , saya harus merasa bangga menjadi orang Cina, karena kata Cina sesungguhnya mengandung sebuah kebanggaan . Sebab , konon penyebutan Cina oleh orang asing adalah berasal kata “Chin”. Penamaan yang terinspirasi dari nama kerajaan yang termasyur di Tiongkok dulu , yakni Kerajaan Chin , dengan kaisarnya , Chin Shi Huang yang membangun tembok raksasa.
Saya bangga sekarang menjadi orang Cina, karena itu adalah karunia Tuhan bagi saya dan tidak ada yang dapat menghina saya lagi . Karena penghinaan itu justru akan membuat saya semakin bangga .
Tetapi saya harus katakan juga , bahwa saya adalah orang Indonesia dan Indonesia adalah tanah air yang harus menjadi tumpah darah.
Saya selalu diajarkan , dimanapun kita terlahir , itu adalah jodoh kehidupan yang harus disayangi dan disyukuri , hidup sepenuh hati di tanah kelahiran .
Jadi, saya adalah orang Indonesia , demikian yang harus saya katakan ketika berada dimanapun juga!
Kita di turunkan kedunia yang fana' ini, tidak lain hanya untuk menjaga n' memelihara, serta menjalan semua perintah dan membuang jauh-jauh apa yang telah dibenci oleh pencipta kita. Pengabdianlah yang cocok untuk sebutan semua yang terjadi, mungkin terlihat kayak pesuruh, tapi memang iya.
Jumat, 30 Juli 2010
HIDUP HANYA SEMENTARA
Ingatlah, kehidupan ini hanya sebentar. Pada saatnya nanti kita akan memasuki alam kubur (alam barzakh) sampai datangnya hari kebangkitan. Lalu kita akan dikumpulkan di padang mahsyar, setelah itu kita menghadapi hari perhitungan (hisab). Dan kita akan menerima keputusan dari Allah, apakah kita akan bahagia dalam surga ataukah akan sengsara dalam neraka.
Kehidupan setelah mati ini merupakan kehidupan panjang yang tidak terhingga. Kehidupan ini disebutkan dalam al-Qur�an dengan istilah خالدين فيها (kekal di dalamnya) atau dengan أبدا (selama-lamanya) atau dengan istilah لا ينقطع (tidak akan terputus).
Sehari dalam kehidupan akhirat adalah lima puluh ribu tahun kehidupan di dunia. Maka kita bisa lihat betapa pendeknya kehidupan manusia yang tidak ada sepersekian puluh ribu dari hari kehidupan akhirat. Berapa umur manusia yang terpanjang dan berapa yang sudah kita jalani? Itu pun kalau kita anggap umur yang terpanjang, sedangkan ajal kita tidak tahu, mungkin esok atau lusa.
Kehidupan setelah mati ini merupakan kehidupan panjang yang tidak terhingga. Kehidupan ini disebutkan dalam al-Qur�an dengan istilah خالدين فيها (kekal di dalamnya) atau dengan أبدا (selama-lamanya) atau dengan istilah لا ينقطع (tidak akan terputus).
Sehari dalam kehidupan akhirat adalah lima puluh ribu tahun kehidupan di dunia. Maka kita bisa lihat betapa pendeknya kehidupan manusia yang tidak ada sepersekian puluh ribu dari hari kehidupan akhirat. Berapa umur manusia yang terpanjang dan berapa yang sudah kita jalani? Itu pun kalau kita anggap umur yang terpanjang, sedangkan ajal kita tidak tahu, mungkin esok atau lusa.
Langganan:
Postingan (Atom)